Sabtu, 31 Mei 2014

Hati-Hati dengan Hati

Assalamualaikum :)

"Allah loves those who put their trust (in him)" 

Bismillah.. saat ini ingin menulis cerita akan sebuah ketegaran, aku memanglah seorang yang sedang belajar, belajar dalam takdir itu, takdir dimana kebahagiaan itu selalu tercipta untuk mereka yang selalu percaya akan kebesaran-Nya, ya.. mungkin bisa disebutkan bahwa sebuah keimanan dan keyakinan yang benar akan menyelamatkan pemikiran manusia. InsyaAllah, semoga kita tergolong dalam naungan-Nya. Aamiin.


Kisah Kecil dari Seorang Mahasiswi Desa
Seperti asal daun yang hijau, dimana dia tumbuh dengan kebeningan air yang dicurahkan langit.
Sejujurnya aku hanya ingin menulis tentang penghujung di semester enam ini. Akhir-akhir ini aku semakin sering melihat mata yang melihatku seakan menaruh benci kepadaku. kenapa bisa begini? Astagfirullahhal'aaziim. sungguh aku ingin berlindung dari perasaan su'udzan kepada sesama. Semoga itu hanyalah perasaan yang hanya terlintas bagai angin lalu tak ada arti. maklum orang desa saya nih^^ tapi sebisa mungkin mencoba menguatkan hati bahwa semua itu sekedar fikiran yang bertolak dari kenyataannya. La tahzan, Nelly!

I'm a villager. aku memiliki mental orang desa. contoh kecil saja ya, saat pertama kali aku merantau di Palembang, aku selalu menangis di menjelang tidurku dan ketika aku bangun di pagi hariku. sepulang dari kampuspun aku langsung pulang ke tempat kost yang tak jauh dari kampus, menutup pintu dan sangat jarang bercengkrama dengan sekitarku, aku masih ingat saat itu, saat kesedihan-kesedihan itu.
Waktu telah berputar, kini telah mencapai hingga di penghujung semester 6.
Cerita yang dimana terlintas ku berfikir, Orang lainlah yang terlalu kejam atau aku sendirilah yang terlalu lemah? sebagai orang desa, koq kayak gak menyangka aja hal ini terjadi

Bagaimana aku harus tuliskan huruf-huruf itu, Hm.. sebenarnya aku bukan ingin menulis tentang pembelaan terhadap diriku sendiri. tentu tak ada maksud untuk menjelekkan orang lain. aku tidak tahu sekaligus sulit percaya akan sikap seorang yang pernah menjadi sahabat baikku di kelas. Kenapa? Huuh ku fikir dia bisa bertindak lebih bijaksana karena dia sendiri yang mengakui bahwa dia tak menyukai orang yang kekanak-kanakan, dia sudah dewasa. Lalu aku ingin bertanya, apakah ini yang dia maksudkan bersikap dewasa? Pergi lalu menjauh tanpa kejelasan, saat diminta kejelasanpun hanya berkata "tak ada apa-apa". Berpapasan tak ingin saling sapa, Berdekatanpun tak mau atau mungkin tak ingin saling lihat muka, bertindak seakan api dendam telah membakar hatinya. Ada apa denganmu? inikah yang disebut dewasa itu?
Kebencian itupun kau sebarkan dengan orang disekitarmu dengan mengatakan hal-hal yang sebenarnya mungkin tak kau yakini bahwa kau benar atau salah. Tidakkah kau berfikir terlebih dahulu, kebencian yang kau sebarkan kepada orang lain dengan bertujuan agar orang lain untuk membenci diriku, kau akan menanggung dosa yang berkelanjutan. Nauzubillah...

Berhati-hati dengan hati. aku berusaha kuat menjaga kesabaranku dalam menghadapi kenyataan dari orang tersebut. aku diam bukan berarti aku kalah. karena aku hanya tak ingin menjadi api layaknya dirimu, aku ingin menjadi air dengan maksud menahan amarahku. aku tak berniat membuang energi positif ku dengan menyimpan egoisme padamu. rugilah bila aku harus merubah diriku agar mengikuti bisikan yang buruk.
at least, aku terus mencoba untuk ber-hudznuzon padanya yang kini hanya ku anggap teman, walau dia tidak padaku. apa aku bodoh? jelas-jelas dia membuat tembok tinggi untuk penghalang silaturahmi. ah yang penting bukan aku yang mendirikannya, jika memang dia yang menginginkannya, lakukan saja, teman! kenapa aku berfikir begitu, karena ku duga kau akan bahagia dengan pilihanmu itu. pernah ku tegaskan mari kita jadikan masa yang dulu menjadi kenangan, mari kita bahagia masing-masing, tanpa terselip kebencian, karena ku yakini tak seharusnya ada kebencian, kalaupun seharusnya ada, hanya ikhlaskan dan bentengi hati!
tapi ku harap kau bahagia, berbanding terbalik dari harapanku, sepertinya kau menyedihkan! kenapa? karena semakin kesini, aku tersadar bahwa kebencianmu akan diriku kau tularkan kepada yang lain. mengerikan! virus yang patut dihindari adalah menyimpan dendam dalam hati. Astagfirullahhal'aziim. semoga kita terlindung dari segala bentuk virus itu. tentu bukan ini yang ku harapkan, sama sekali bukan, aku hanya ingin kita saling tenang dan bahagia walau tak sama lagi. tapi hari ke hari semakin merasa aneh dengan kelakuan teman seperti itu, tahukah kau telah mendzalimi perasaanku? sadarkah kau telah mem-bully perasaanku?
Ya, mungkin kau tak tau dan tak sadar. aku mencoba memahami. terlebih masing-masing kita manusia biasa. tapi perlu ku garis bawahi, aku berusaha menguatkan jiwa dengan membentengi hatiku agar tak salah melangkah, agar terlindung dari segala sikap dendam. itu adalah dosa yang bila kita memeliharanya akan mematikan hati kita. Pada awal dan akhir, aku menyerahkan segalanya kepada Sang Maha Adil.

Apakah dia akan ketakutan bila dalam kesendirian seperti itu? hingga ia perlu banyak orang yang bisa menjadi pengikutnya. HuHuu *kayak perang aja deh...
Apa itu terlihat nyaman baginya? aku ingin sedikit bercerita, sebanyak apapun pasukanmu yang kemungkinan membenci diriku, aku tak takut. aku sama sekali tak ingin bersedih. Tuhan bersama hamba-Nya yang selalu bersabar. sungguh ku memohon kekuatan dalam ujian ini. Dia Maha Mengetahui segalanya yang terjadi di alam semesta ini.

Aku percaya akan keadilan dari Sang Khalik. yang perlu kulakukan hanyalah bersabar dalam jalan-Nya. memohon kekuatan agar tetap dalam tuntunan suci-Nya. tetap berfikir positif kepada-Nya. aku takkan pernah sekalipun merendahkan kebaikan, aku takkan meninggalkan kebaikan, aku takkan merangkai kejahatan hanya karena kejamnya kelakuan orang tersebut. membangun benteng kokoh agar hati kita menjadi kuat sehingga terhindar dari buruknya kebencian yang bisa menjadikan orang baik menjadi jahat. lindungi hati kita agar tidak tertular kebencian yang disebarkan atau di berikan kepada kita. karena kita punya Tuhan yang selalu mengawasi hati setiap umat.

Betapa ujian ini sangatlah tidak seberapa dari penderitaan yang pernah dialami para hamba Allah di setiap zaman. Sungguh ku meminta akan kebenaran yang hanya Allah berhak untuk menilai. Aku berlindung dari jahatnya bisikan syetan, aku sungguh berlindung dari kejahatan dunia. jadikanlah diri ini hamba-Mu yang lebih baik lagi, berkahilah hamba yang lemah ini dengan cahaya kebenaran-Mu.
Bagaimanapun juga, aku ingin selalu bersyukur kepada-Nya disetiap saat kehidupan ini.

Orang yang mengatakan yang belum tentu benar akan kita karena kebenciannya, memiliki 3 alasan
  1. orang tersebut memiliki sikap iri terhadap kita
  2. orang tersebut tak menyukai kita
  3. orang tersebut merasa kurang perhatian dari kita
Tiga alasan diatas mungkin salah satunya akan terjadi, tapi percayalah, tak ada kebaikan dari sikap kebencian terhadap orang lain. Mari kita sama-sama menjaga hati kita dengan penuh kehati-hatian di dunia yang penuh pancaroba ini, di dunia yang hanya sementara ini. jika hati adalah kaca, maka jangan biarkan dia pecah. jika hati adalah air, maka jangan biarkan dia keruh. jika hati adalah bunga yang harum, maka jangan biarkan dia layu. karena hati kita hidup dengan kebaikan dan akan mati dengan kejahatan. semoga kita bisa berusaha untuk tidak kehilangan hati kita. Bismillah... semoga Allah membimbing langkah perbuatan dan tindak hati kita. Berdoalah, bersabarlah dan percayalah bahwa Allah selalu mencintai hambanya yang percaya pada-Nya. Subhanallah.

Wassalam :)

Tidak ada komentar: