Sabtu, 26 April 2014

Best Friend becomes Usual Friend

Assalamualaikum :)

"Mencoba tersenyum memahami jika ada kisah persahabatan yang menyakiti"

Dear, hello everyone.. how are you? Baik-baik saja kan. Aku pun begitu, sehat ^^
Actually agak confuse wanna bercerita start dari mana? but I'll try to make it simply. HeHe :D #Up to you lah, Nelly. suka-suka hati kau saja :D
Anyway, this time I wanna write something about story nowadays. I know, kali ini aku ingin berkisah sedikit yang bertemakan persahabatan yang menyedihkan walau begitu aku tetap ukir senyum, senyum yang sepenuh hati. Ini tidaklah sama dengan cerita-cerita lama pada entry yang telah lalu-lalu. Sangat jauh berbeda atau mungkin bisa dibilang bertolak belakang deh. Ya, aku sering mengatakan bahwa persahabatan itu abadi. ikatan itu selamanya dan takkan berakhir. begitulah mind set that I had before. Well, it has changed since I know who she is. I've just realized "nothing last forever" tak ada yang abadi, benar sekali.. persahabatan itu tak selamanya karena memang forever doesn't exist! Benar tak? I think it's all essentially.

Persahabatan itu tak ada kata mementingkan kepentingan sendiri, ya tentu saja itu adalah ikatan yang di bangun tidak dengan waktu singkat. membutuhkan waktu untuk merangkai tali-tali kepercayaan, kesetiaan, kasih sayang, kejujuran, sepemikiran and so on. Tentu saja tak mudah tapi juga bukanlah hal yang terlalu sulit selama masing-masing pihak tidak hanya stand di tempatnya atau mundurkan langkah. tetapi mereka maju dalam berbagai rintangan untuk menyatukan visi misi dan saling mengerti dan memahami. Tuh kan, memanglah tak gampang untuk punya sahabat. akupun meragukan persahabatan yang hanya diawali dengan hitungan hari. agak aneh! tapi barangkali sih ada, siapa tau kan. but based on my experience, it never happens. Oke, aku ingin garisbawahi bahwa sahabat itu berbeda dengan teman. So, detik ini mari kita telaah masa-masa bersama sahabat. Tunggu dulu, Memangnya.. kamu itu adalah sosok sahabatku sebelumnya ya? pertanyaan ini biarlah daun yang menjawab...

One of my sahabat telah menjadikan dirinya menjadi seorang teman. Koq bisa? ya iyalah, bisa aja.
Pertemuan pertama ku dengan dia adalah hari saat registrasi ulang untuk  menjadi mahasiswa di tempat perkuliahanku sekarang. tentu bila harus dihitung lamanya, itu telah berjalan waktu 3 tahun sejak perkenalan pertama. Bahkan nomor registrasi mahasiswa kami pun berurutan, dia ada pada bilangan setelah NIM ku.
itulah kenangan pertama yang mungkin berharga karena saat itu adalah awal.
Sekarang, itu telah menjadi akhir. ya, persahabatan ini memang harus bertepi. Alasannya? HaHa jangan lihat kearah aku :D jujur, bukan aku yang menginginkannya, akan tetapi sahabat yang pernah ku sayangi itulah yang melakukannya. Tentu aku menjelaskan begini mengingat memang dia yang mengawali untuk menghancurkan bening persahabatan itu. alasannya, awalnya aku tak tau, tapi akhirnya aku tau. Inilah yang terbaik, tenang saja, ini bukan hanya terbaik untuk dirinya, tapi juga diriku. Sama-sama ya :D

Persahabatan kami memang penuh coretan-coretan warna-warni. Ya namanya kisah kehidupan, tak mungkin hanya ada tawa kan? pasti lah ada sedikit sedih-sedihnya. Ya, as I said before. perjalanan persahabatan itu tak mudah. betul atau betul? aku tak pernah lupa bagaimana kami selalu berjuang bersama, kami punya tekad sama, visi sama, misi sama, makanan kesukaan sama, kami bahkan bisa dibilang punya skill sama. *iye ke?
Tapi memanglah perbedaan pasti ada. lazimnya manusia memiliki karakteristik yang beragam dan unik. Nah untuk sikap dan sifat kami pada kenyataannya justru bertolak belakang, termasuk hobbypun adalah hal yang jauh berbeda. dia memanglah berfikir dewasa sedangkan aku memanglah masih agak kekanak-kanakan *agak e, bukan yang terlalu :D HaHa
dia juga orangnya to the point atau apa yang dia ingin katakan, ya langsung dia katakan, nah sedangkan aku pasti mikir dulu deh sebelum aku mengungkapkan karena aku akan menimbang kata dulu.
Banyak lagi deh, sudah tentu itulah namanya indahnya perbedaan akan menumbuhkan persatuan.

Satu cerita dari berbagai cerita
Untuk urusan persamaan memanglah gampang-gampang sulit untuk diciptakan. kecuali salah satu harus mengikuti yang lainnya. dulu saat semester 2, aku ingat saat itu kami kehilangan komunikasi. HeHe maksudnya bukan jarak telpon lah :p
kami punya konflik batin gitu *hm.. aku agak kesulitan menjelaskan
Ceritanya kami lagi gak baikan. tapi aku dan sifatku pasti akan berkata "Maaf ya" Yaaaa... skenarionya seakan aku salah *sudah, anggaplah aku salah
Tentu saja, aku meminta maaf bukan karena suatu kebodohan. aku melakukannya karena ingat bila meminta maaf itu adalah perbuatan baik. aku tentunya akan mengambil sisi positif bahwa jika menunda meminta maaf itu akan membuat hati gundah gulana. 
Setelah maaf telah terucap, lalu kami akan berteman dan bersahabat baik lagi, HaHa mudah kan *kekanak-kanakan kah diri ini? apakah itu adalah hal salah?

Itu adalah satu cerita saja, sebenarnya selama 3 tahun ini memanglah beragam cerita terukir baik buruk, tapi kita ambil hikmah bagusnya saja ya. sekali lagi, aku memanglah orang yang tak tenang bila punya kesalahan kepada teman atau sahabat, sekuat aku coba hindari perasaan itu, memanglah sedikitpun aku tak mampu apalagi bila aku sudah sayang sama sahabat, ya sudah deh.. sampe terbawa mimpi. Karena memang hati itu jujur, bila fikiran tak tenang, hatipun gelisah. bila usai ungkapkan maaf, hatipun jadi gemilang sayang. Oke tak mungkin bila aku harus ketik semua lembaran-lembaran cerita selama 6 semester ini, tak muatlah tampungan entry ku kelak :D HaHa

Shortly and Finally
Sejak satu minggu terakhir ini, dia yang telah ku anggap sahabatku ini berubah drastis. aku tak tau entah kenapa. sebab apakah dia tak sama seperti hari biasa. Dia bersikap diam dan tak banyak cakap. walau ku coba ajak berbicara, dia hanya menjawab datar saja. Kenapa lagi ini? *fikirku pada hari itu
tapi aku memang tak ingin bersu'udzon. walau dihati sudah menduga mungkin dia sudah tak suka berkawan dengan Nelly. ku coba tepis prasangka yang ada. mungkin dia sedang ingin sendiri. tak mau diganggu.
Tapi malah semua memang ada perubahan, dia berbicara yang amat formal. sedangkan kami adalah sahabat yang terbilang cukup agak lama. aku mulai herankan sikap dia yang agak dingin padaku, aku selalu coba memulai percakapan, namun dia jawab singkat padat jelas tanpa tambahan ujaran seperti dulu. dia tak lagi memulai percakapan. Ya, yang ada hanya aku bertanya dan dia menjawab. dia sama sekali tak pernah bertanya lagi kepadaku. diam, itulah sikap dia sejak itu. sedangkan kepada yang lain, dia bercakap layaknya dirinya yang sebenarnya. timbul tanya hati, kenapa kau tega lakukan hal ini padaku? apa aku ini bukanlah sahabatmu?
Berbilang hari, dia tak ingin lagi duduk disampingku. dia memilih untuk duduk bersama kelompok lain yang ada di kursi belakang. Dia tak berminat untuk mendapatkan kursi depan seperti sebelumnya. Ya, kelompok Para Miss Kece memanglah memilih urutan depan meja dosen. tapi, sungguh disayangkan dia memilih pergi untuk menjauhiku. Salahku apa hingga harus menghindariku?
Sejujurnya, aku tanya hatiku sendiri, pada hari-hari terakhir kami masih akrab. mungkinkah aku melakukan kesalahan? mungkinkah aku menyakiti perasaan dia? Ah, hatiku jujur menegaskan dengan logika yang memang masuk akal, aku tak merasa sedikitpun melakukan tindakan yang diluar jalur baik. Ya aku sama sekali tidak menyakitinya. lalu kenapa aku harus men-judge dirikulah yang bersalah? Tentu saja tidak.
Mengingat aku adalah orang yang tak tenang hati bila lakukan tindakan yang melukai teman atau sahabatku, itulah kejujuran hati yang tak mungkin bohong. sampai sekarang, hatiku baik-baik saja tanpa beban.
Aku pun bertanya kepadanya, "...., Kenapa kau memilih duduk dibelakang?" "idak apo-apo, biaso be, aku memang ingin duduk dibelakang" jawab dia.
Oke, aku mencoba memahami, menghapus prasangka-prasangka yang datang karena ku tau itu tak menjadikan diriku lebih mendapatkan kebenaran dari kisah ini. 
Kini persahabatan itu telah renggang karena hati yang telah berjarak jauh.
Keputusannya yang ingin pergi, ah bukan ku tak bisa membacanya. namun aku tak terlalu menghiraukan. Karena persahabatan itu hal yang tak mungkin dipaksakan. sepenuhnya ku sadari, dia sahabat yang kusayangi, ya meskipun dia tak pernah menyayangi diriku karena dia tak suka akan diriku yang kekanak-kanakan, ya dulu dia pernah bilang begitu. walau begitu aku tak ingin memutuskan tali persaudaraan yang telah dirangkai, sebisa mungkin ku tetap coba menyapanya, bahkan dia palingkan muka dan seolah tak mendengar panggilanku, lalu tak menjawab panggilanku #tak apa, Nelly #mungkin dia tak dengar *HeHe tak mungkinlah tak dengar suaraku yang merdu nih :D
Sampai pada hari ini, akhirnya aku tau apa maksud sikapnya satu minggu terakhir ini, melalui status dari social medianya. ya, she shared status. status yang menyudutkan diriku yang bersalah. Aku hanya tak menyangka, ternyata dia memang bukanlah sosok sahabat yang ku kira itu. bahkan dia lupakan kenangan 3 tahun bersama di dalam perjuangan. ku tahu sekarang, apa yang dia inginkan. aku memahami, walau begitu aku sungguh tak merasa ada di posisi salah. bukan berarti aku menyalahkan dia. juga bukan berarti aku membenarkan diriku. kita tak mungkin berdiri masing-masing dalam keegoisan. karena aku masih menyimpan kenangan dan menghargainya, tentu tak ingin ku akhiri kisah persahabatan ini dengan hal yang memilukan. anggap saja kita semua salah atau anggap saja kita semua benar. udah deh, gitu aja. terima kasih sudah bersedia jadi sahabat nelly selama 3 tahun, selamat untuk berjalan di jalan masing-masing. terima kasih dengan adanya kisah yang menyakitkan ini, membuat Nelly lebih kuat.

Aku tersenyum bukan karena bahagia kau meninggalkan aku. melainkan aku sabar. karena aku tak pernah merasa ini adalah kesedihan. Bagiku Tuhan selalu memberikan yang terbaik untuk umat-Nya. Semakin kusadari bahwa sungguh ku harus bersyukur "Innallaha Ma'ana". aku takkan terluka lagi, sesering apapun itu, sahabat meninggalkan aku, walau seribu sekalipun. aku tetap tersenyum karena Tuhanlah Sahabat Sejati. Terima kasih Tuhan. Alhamdulillah. Nelly juga punya keluarga yang selalu ada mendukung langkah perjuangan dalam menggapai cita Nelly.

Wassalamualaikum :)

Tidak ada komentar: