Assalamualaikum...
Hi everyone.. annyeong, what's going on? Huuiiie diligent mode on ya bicik, at this time I'm so excited to write everything *sebut saja lagi aktif buat curhat
You can see what's things I wanna tell. Yes, it's about an experience go to a dentist *jangan-jangan cerita ini serem ya^^ Let's start! To the point aja, actually cabut gigi bisa terlaksana sekitar 3 minggu yang lalu, padahal ya misi besar ini sudah direncanakan jauh hari, more than 3 months ago. Yeah, I decide 'cabut gigi' although before I always berkilah untuk don't agree. How can I be ready? Why? Because *bla bla bla maksudnya ceritanya panjang..
Jadi gini lho, awal bulan maret lalu bicik merasakan sakit gigi, Huhuu.. You know lah seberat apa derita dari sakit gigi. Bukan hal yang dibisa digambarkan dengan warna putih, pink, hijau, biru atau lainnya, tapi sakitnya memang gak bisa diungkap dengan kata-kata *sakit gigi malas ngomong Well, pasalnya toothache ini bikin muka kita murung dan bete' a long day. I agree with the song says 'lebih baik sakit hati daripada aku sakit gigi', walau dua-duanya hal yang berat untuk dihadapi, setidaknya sakit hati ngarahnya ke galau, tergantung kita mau kapan move-on nya. Tapi kalo sakit gigi "amat zuzah move on" suka-suka gigi itulah nak kapan sembuhnya. In fact, jika ada pilihan, the realnya bicik tak mau keduanya, inginnya selalu hati dan gigi kita baik-baik saja *iyelah
|
Image source : Google |
Namanya juga sakit gigi yah, sakitnya bukan gurauan candaan apalagi gombalan! Bagi yang pernah rasa-in toothache, pasti support sama pernyataanku, kan?! by the way, koq bisa tuh gigi sakit? I really remember 2 days before I was toothache, bicik makan satu permen. Bermula dari situlah 'geraham bawah' ini kambuh, tak bisa diajak kompromi seiya sekata *nyeri kale. Then, hal ceria berubah, rasanya suasana disekitar kita jadi tak nice, tak sweet, tak cute dan tak awesome.