Selasa, 28 Oktober 2014

Tragedi Karbala

Bismillahirrohmanirrohiim.
Allahumma Sholli 'Ala Muhammad Wa 'Ala Aali Muhammad.

Wahai insan yang berbudi luhur, wahai pribadi dengan akal dan fikiran jernih, ceritakanlah pada diri kalian tragedi yang menimpa keluarga ini. Tangisilah mereka dengan keridhaan Tuhan. Bantulah mereka dengan cinta dan airmata. Bersedihlah karena tidak dapat menolong mereka.
Mereka adalah pusaka peninggalan penghulu umat manusia, buah hati Rasulullah Saw, cahaya mata Fathimah Zahra. Lisan suci Rasulullah Saw telah banyak menyebutkan kemuliaan mereka. Ayah dan ibu mereka lebih mereka utamakan dari seluruh umatnya.

Jika engkau ragu tanyakan pada hadis Nabi dan Ayat Qur'ani perihal mereka.
Di sanalah terdapat bukti yang jelas dan terperinci tentang keutamaan mereka.
Nabi dengan wahyu perantara Jibril berwasiat agar menjaga mereka.

Sungguh mengherankan, bagaimana para durjana itu sampai hati membalas kebaikan kakeknya (Saw) dengan kekufuran, padahal zaman belum jauh berselang. Mereka telah mengeruhkan kehidupan beliau dengan menyiksa buah hatinya dan meremehkan beliau dengan menumpahkan darah putra kesayangannya?

Mana bukti kesetiaan mereka pada wasiat beliau untuk memelihara keluarganya? Jawaban apakah gerangan yang hendak mereka berikan kala berjumpa dengan beliau kelak? Padahal mereka telah menghancurkan bangunan yang beliau dirikan, dan Islam meneriakkan jeritan duka?!

Bagaimana hati tidak akan hancur kala mengingat tragedi ini! Sungguh mengherankan bagaimana umat melupakannya! Apa yang akan dijadikan alasan oleh mereka yang mengaku beragama Islam dan beriman padahal lalai akan tragedi menyayat hati yang menimpa agama ini?!

Bukankah mereka tahu bahwa Muhammad adalah keluarga korban pembantaian ini? Bukankah putra kesayangan beliau dibantai dan dicampakkan di padang Karbala? Bukankah para malaikat datang dan mengucapkan bela sungkawa kepada beliau atas musibah besar yang beliau alami? Bukankah para Nabi bersama beliau dalam duka dan nestapa?

Wahai para insan yang setia kepada Rasulullah, mengapa kalian tidak menyertai beliau dengan cucuran air mata?

Demi Allah, wahai pencinta putra Fatimah, iringilah beliau dalam meratapi jasad-jasad pembantaian ini! berusahalah untuk mencucurkan airmata beriringan. Tangisilah kepergian pemimpin Islam ini agar anda mendapatkan pahala orang yang bersedih atas musibah yang menimpa mereka dan meraih kebahagiaan di hari perhitungan awal kelak!.

Diriwayatkan dari junjungan kita Imam Baqir As, bahwa beliau bersabda : "Imam Zainal Abidin As mengatakan:
"Seorang Mukmin bila ia menangisi pembantaian Imam Husain As hingga air mata membasahi pipinya, kelak Allah akan memberinya kamar-kamar di surga yang akan dia tempati selama-lamanya. Bila seorang mukmin menangisi gangguan dan penganiayaan yang dilakukan para musuh terhadap kita, kelak Allah akan menempatkannya di tempat para siddiqin. Dan jika sorang mukmin merasa resah dan tersiksa karena gangguan yang kita derita, maka Allah akan menjauhkan segala gangguan darinya dan akan menjauhkannya dari kemurkaan api neraka di hari kiamat."

Diriwayatkan bahwa Imam Ja'far shadiq As berkata:
"Barang siapa yang mendengar musibah yang menimpa kita lalu menitikkan air mata walaupun sekecil sayap lalat, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan."

Diriwayatkan dari Ahlul Bait Nabi Saw, bahwa mereka mengatakan:
"Barang siapa menangis dan menjadikan seratus orang menangis atas musibah yang menimpa kita, maka tempatnya adalah surga. Barang siapa yang menangis dan membuat lima puluh orang menangis bersamanya maka tempatnya adalah surga. Barang siapa menangis dan membuat tiga puluh orang menangis, surga adalah tempatnya. Barang siapa menangis dan membuat dua puluh orang menangis, surga menjadi tempatnya. Barang siapa menangis dan membuat sepuluh orang menangis, tempatnya adalah surga. Barang siapa menangis dan membuat seorang menangis, tempatnya adalah surga. Barang siapa yang tidak menangis, tapi berusaha untuk menangis, tempatnya adalah surga."

Sumber: TRAGEDI PEMBANTAIAN KELUARGA SUCI NABI ( SAW) (Karbala, Iraq) Halaman 25-28.

Tidak ada komentar: