Minggu, 28 Agustus 2016

Senandung Padi

Assalamualaikum

My sunshine
Panen padi di desa tercinta telah dimulai satu minggu terakhir ini. Hari ini first day disawah kami karena padi sudah matang siap untuk dipanen. Kebetulan minggu pagi sehingga bisa berluang ke sawah sebentar, umak panen padi dengan ibung ici yang ikut membantu. oiya bahasa daerah panen padi itu 'ngetam padi'. Rencana awalnya tadi sekalian ingin membawa bekal makan siang tapi gak jadi pasalnya umak sudah membawanya langsung, umak cakap agar membeli balsem saja dan dibawa saat aku menyusul kesawah. Pastinya, dah selesai beres-beres rumah, aku bergegas untuk ke warung dan menuju sawah yang menurutku taklah jauh dari rumah. Mungkin cukup berjalan 70 langkah lebih kemudian ada sungai dan sampailah di ladang sawah, tapi karena sawah kitorang terletak di tengah-tengah jadi perlu berjalan 70 langkah lebih lagi. Cuaca minggu ini memang tidaklah terlalu cerah, bahkan sebelumnya sedikit mendung dilangit sana. Sehingga teriknya matahari tidak terlalu menyengat orang-orang yang sedang berada di ladang.


Ibung ici - Umak
two sides - yang belum dan yang sudah panen
Your smile is my everything
Ngetam padi
Sesampai di hamparan padi yang telah merunduk itu membuat lapang hatiku, entah apa namanya, rasanya aku berjalan seakan berperan sebagai diriku saat masih kecil dulu. Semilir angin dan sahutan berbagai hewan disawah melengkapi bayanganku saat kembali ke moment belasan tahun lalu

Ayah... dalam hening sepi ku rindu
Untuk menuai padi milik kita...

Barisan bait lagu yang dinyanyikan oleh Ebiet G. Ade ini ternyata tepat dan sesuai dengan kisah yang ada. Ku pandang sekelilingku yang tetap sama seperti dulu, tiada yang berubah, beginilah adanya. Bapak, begitulah aku memanggil ayahku. Apa kabar Bapak disana? Entah sudah puluhan kali berapa kami menuai padi tanpa kehadiran beliau di ladang ini, aku terus memaksa otakku untuk membuka lagi penyimpanan lama dari berbagai peristiwa bersama beliau, sudah amat lama sekali hingga sulit untuk melukiskan sketsa masa itu. Yang ku tahu dulu Bapak ada diantara kami.

Beautiful rice
Dara korea ^_^
ayo panen!
sweet picture
Padi memang baik
Ya, rindu... aku tersenyum karena sapaan padi menghiburku, kenangan-kenangan indah tetap terjaga disini, memori yang tersimpan seakan bertaburan, lantunan simpony dari suara yang menyeruak di setiap lambaian tanaman ini, dibawah langit ini, kakiku melangkah menjejaki bumi desa ini, hatiku bergumam 'jangan hilang'.. tetaplah sama seperti masa dulu, hadirkanlah perasaan yang tak bisa kukiaskan itu, aku amat bahagia. Betapa tersadar akan apa yang hatiku genggam, tersadar akan cinta terdalam, harus selalu berusaha menjadi pribadi yang membahagiakan lahir dan bathin, sang ibunda. Berbakti dan menjaga sepenuh hati dan sepenuh hidupku untuk beliau. 

si dara comel.. haha
Terima kasih bentangan indah padi yang telah mengingatkan hatiku akan sebuah kerinduan dan tak lupa membagikan kenangan yang mengobati rindu yang menerpa itu. Bahagia sebenarnya bukan berarti harus memiliki segalanya. Karena bahagia berarti juga bahwa kita tidak membandingkan milik kita dengan orang lain. Mensyukuri segala yang ada itulah yang sempurna... Jangan mengeluh atas apa yang tidak kita punya atau pula janganlah meratapi hal-hal yang tak sama dengan yang lainnya. Benar kan, bahagia itu sederhana yaitu dengan syukur tulus. Sepenuh hati bersyukur!

Bersama senandung padi, selalu ingat, ayo kita bersyukur!

Wassalamualaikum

Tidak ada komentar: