Kamis, 26 Februari 2015

Children of Heaven

Assalamualaikum

Lagi, aku terpana dengan sebuah film iran yang memang tidak diragukan lagi betapa menggelegarnya karya sutradara handal Iran, Majid Majidi. Alangkah bagusnya penyajian ceritanya, cukup dengan kisah yang amat sederhana namun begitu syarat dengan pesan sosialnya.
Tidak mengherankan tentunya bila film yang berjudul "Children of Heaven" ini meraih banyak pujian dari para kritikus perfilman internasional, bahkan pernah menjadi nominasi The Academy Award for Best Foreign Language Film di 1998. tidak hanya itu, Children of Heaven ini memenangkan berbagai penghargaan yang tidak sedikit tentunya di Festival-Festival Film.
Film bagus Iran ini adalah film ber-genre drama keluarga yang tayang perdana pada Februari 1997, sungguh sangat disayangkan bila dilewatkan begitu saja, meskipun film ini sudah 18 tahun yang lalu produksinya, namun kehebatannya takkan terbenam oleh film-film pada abad 20-an hingga sekarang. Sebaliknya, karya ini malah tetap memiliki posisi yang tak bisa dilupakan sampai kapanpun juga, karena seperti yang kita ketahui, begitu sulit untuk kita bisa menemukan karya yang berharga tinggi. Dengan harapan, pecinta film yang jatuh cinta dengan "Children of Heaven" ini bisa membagikan kesan agar mereka yang belum berjumpa dengan film ini bisa berminat untuk menonton juga, sehingga ikut merasakan kebahagian setelah memetik nilai yang disampaikan pada kisah yang hebat ini.


Children of Heaven, menceritakan tentang kisah seorang anak bernama Ali (Amir Farrokh Hashemian), dan adik perempuannya bernama Zahra (Bahare Seddiqi). Kisah kakak adik yang saling menyayangi dan tak ingin menyusahkan kedua orang tuanya, mereka hidup dalam kesederhanaan dan terkadang kekurangan karena belum membayar sewa rumah. Namun yang amat menarik adalah mereka yang masih kecil begitu giat membantu kedua orang tuanya, baik dalam menjaga adik bayi dan pekerjaan rumah lainnya.
Cerita diawali dengan kejadian hilangnya sepatu Zahra saat Ali baru saja memperbaikinya di tukang sol sepatu dan memilih kentang di toko sayur. Berusaha terus mencari, namun apa daya memang sepatu tersebut sudah tidak ada lagi. Karena takut dimarahi dan terlebih lagi tak ingin menyusahkan ayahnya (Reza Naji) untuk membeli sepatu baru, Ali meminta adiknya agar tidak memberitahu Ayahnya. mereka akhirnya memutuskan untuk tidak membebani orang tua mereka.
Lalu bagaimana selanjutnya? Ali memberi ide agar Zahra memakai sepatunya karena memang Ali pergi sekolah pada siang hari. tentu banyak peristiwa-peristiwa yang menyentuh nurani kita.
Puncak ceritanya adalah ketika Ali mengikuti perlombaan lari, dia berkeinginan mendapatkan posisi tiga karena hadiahnya adalah sepasang sepatu, namun tanpa kesengajaannya dikarenakan seringnya dia berlari saat pergi sekolah, dia malah menduduki posisi pertama. dia sedih dan menangis karena gagal mendapatkan sepatu yang hendak ia berikan kepada adik tersayangnya. namun di scene lainnya adalah Ayahnya hendak pulang dengan dua pasang sepatu di sepedanya.


Ya, jangan mengeluh, jangan pernah mengeluh.. itulah kehidupan. Lagi, ketika menonton film ini, hatiku tersentuh dengan mata yang berkaca-kaca hingga menangis. Tanggung jawab dan kasih sayang seorang kakak, usaha yang gigih pergi ke sekolah dengan berlari-lari dan perlombaan itu, tentu jiwa ini mengikuti alunan setiap konflik yang menggambarkan nilai kehidupan ini. Hidup tidak boleh mengeluh.. hidup harus bersyukur.. hidup dalam kesabaran.. hidup dalam kasih sayang.. bisa merasakan karakter yang ada didalam cerita, sedih haru dan simpati, saya suka sekali film ini, berharap agar generasi muda terutama anak-anak serta bagi para pecinta film yang bernilai moral mesti melihat Children of Heaven ini agar bisa mengimplementasikannya pesannya pada kehidupan..

Wassalam

Tidak ada komentar: