Kamis, 09 Juli 2015

Behind the scene 'Yudisium'

Assalamualaikum

Yudisium? satu kata yang terdiri dari delapan huruf ini tentunya tidaklah asing ditelinga mahasiswa-i tingkat akhir. wisuda dan yudisium, hal yang tak terpisahkan. satu kesatuan yang saling melengkapi. Yudisium itu sama dengan wisuda kah? sebagian masyarakat awam berfikir bahwa yudisium dan wisuda adalah hal yang sama. Well, padahal keduanya adalah proses yang jelas berbeda. Ibarat pernikahan, yudisium bisa dikatakan adalah akad nikah sedangkan upacara wisuda adalah resepsinya. Itu pendapat penulis sih. Kenapa penulis berpandangan seperti itu? ^^ kan yudisium itu ada kata 'sah' nya, maksudnya mahasiswa-i sah lulus dan sah dapat gelar. Nah, jadi memang ini proses penuh hikmat dan sakral juga ya. #sayaterima #sahgelarnya 

Kurang lebihnya, yudisium adalah penetapan sah kelulusan bagi seorang mahasiswa-i yang sudah memenuhi segala persyaratan akademik dan administrasi, disertai dengan pengumuman hasil nilai dan penyematan gelar sarjana dari fakultas.

Alhamdulillah, tanggal bahagia itu adalah 7 Juli 2015. Aku telah mengikuti proses yudisium dan pelantikan di aula perpustakaan lantai lima. Syukur dan rasa lapang terasa didada, perjuangan terbayar sudah, hal inilah yang didambakan dan ditunggu-tunggu setelah empat tahun berkecimpung di jenjang mahasiswa-i. Tinta sejarah mulai berubah dan menoreh kisah baru, hari selasa itu adalah hari bersejarah sebagai hari kelulusanku setelah menempuh delapan semester di dunia kampus, tidak hanya sekedar itu saja, kini statuspun sudah berganti, bukan mahasiswi lagi, tapi seorang calon wisudawati dan berarti seorang calon pencari kerja aka 'job seeker'. Hee bergetar hati mendengarnya, pintu baru terbuka. Dengan kata lain, mulai bersiap sedia meninggalkan dunia perkuliahan dan mulai harus memasuki dunia kerja.

Tetap dalam kesyukuran, walau nilai IPK tak sama dengan keinginan. Yaaa yaa, namanya keinginan kan setinggi bintang yang berkelip dilangit, tapi walau gak dapet bintang berkilaunya, bukan berarti harus sedih dan jadi lupa bersyukur kan?!!! Predikat 'dengan pujian' yang di-idamkanpun harus direlakan untuk disematkan buat mereka yang memang memenuhi nilai 3,51 keatas. Apalagi title 'comloude' yang memang harus di ikhlasin untuk yang berhak dan terbaik. (Ya iyalaaah). Sebaliknya dan sepenuhnya, rasa syukur banyak-banyak dan sabar harus terpatri dilubuk hati terdalam, pasalnya aku memperoleh predikat 'sangat memuaskan' dengan IPK 3,4 sekian (gak terlalu fokus karena pengumumannya sembari dipasang-in kalung) #adaaqua? #ehkansedangberpuasa #justadvertisement

Behind the Scene
Pagi selasa itu bisa dikatakan agak sibuk karena harus bersiap pergi ke Plaju, seperti biasa ya, jika perempuan tak pandai make-up, solusinya ke salon. Kenapa jauh ke Plaju? berhubung belum berjumpa dengan salon yang ada di kertapati, maklum kurang selidik-selidik ya.. HiHi.. apa boleh buat kan, lagipula bila berdandan di kertapati, pasti nantinya bakalan susah pakai helm, secara kendaraan yang digunakan beroda empat dikurang dua, ya maksudnya sepeda motor. Acara yudisium di PGRI memakai kebaya dan songket itu artinya gak bisa berkendara sendiri, mesti dianterlah. Ternyata kali ini, memilih salon yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kampus memang pilihan yang bisa dibilang tepat, karena Lela yang juga tinggal di Pakjo, ikut milih salon yang sama di plaju. selain kami berdua, ada juga Nesi yang memang tinggal di silaberanti, ke salon barengan.

Jam 6 pagi mulai busy-busy gituh, syukurnya ada Sister yang membantu persiapan, syukron yunda ^^. Si dedek zahra juga melihatku heran dan berkata "Kenapo pulo acik pakai cak itu ke kampus?" "Cak wong pernikahan". Haa.. akupun tertawa mendengar celoteh si dedek. Sambil berjilbab aku menjawab pernyataan dia "Bicik yudisium dek." #senyumbahagia
Next dianter brother ke Plaju, thanks ya Bro! ^^

10 Jam sebelumnya...
Si Jimmy sent message
Jim : Nel kpn kto yudisium N ap syarat'y
Me : Besok kito yudisium jim dan katik syarat apo2. Yang penting lulus sidang. Jadi kau belum tau ya. Haha.. Are you sleeping, bro?! Hehe afwan baru kasih info y
Jim : Oh jm brpo yudisium bsk n smpe jm brpo
Me : Jam setengah 8 sudah di aula. I don't know sampe jam brapo, aku bukan panitia, Jim. Haha
Jim : Pke baju ap nel n bwk ap be
Me : Cewek pake kebaya, cowok pake jas. Hm.. Entahlah, dak jg bawa apo2. Terserah kau Jim. Bawa hp kalu nak befoto.
Jim : Yudisium tu pntg dag sihh nell
Me : (Mulai heran dengan pertanyaan Jimmy.. Huuh, no reply)
Jim : Men dag mlok ckmn
Me : (Semakin heran dan of course no reply)

Begitulah beda cowok dengan cewek ya, kalo cewek baru tau info jadwal aka telat seperti itu, pasti bakalan rempong, iya kan! kalo cowok mah santai aja. Lagipula ya heran dengan question Jimmy, dari awal bertanya dan akhirnya berencana dak mau datang. Apa-apalah ya Jim. pasti dia nak pergi kerja (fikirku). Haha, salam perdamaian Jim! no anger ya, sabar bila pesan antum tertera disini. kan judul ini behind the scene of yudisium ^^ #pulsalangsunghabis

Pernah ku berfikir, "ah kalau yudisium pasti senang hati, gak terbebani lagi". That's right! But saking senang hati, mata ini sleepy tapi susah juga nak tidur, makan sahurpun tak banyak karena rasa tasyabar nak yudisium. Begitulah ceritanya..
Cukup banyak yang pergi ke salon tersebut, alhasil antre deh dan tentu bisa diprediksi kan, ada yang bakalan terlambat datang nih. karena Nesi duluan dandannya, jadi dia pergi ke aula duluan juga, dianter cowoknya. lanjut aku selesai dan pastinya aku tunggu-in Lela. dan Yeah.. At 8 AM baru go. Susah juga sebenarnya Lela bawa motor, jadi pelan-pelan dijalan, eh ada kemacetan panjang karena ada test kerja di PJKA yang memang tidak jauh dari kampus. Alhasil, menerobos kemacetan sambil melambai tangan maksudnya permisi mau duluan boleh. HiHi. dah telat nie! sampe tukang becak bilang "Nah mana pasangannya?" #penuhtandatanya #takape-ape



I wear kebaya warna putih, dan sepertinya amat sangat jarang yang yudisium menggunakan kebaya putih, bahkan tak kulihat selain diriku sendiri. It's ok. kebanyakan mereka warna biru, pink, hijau merah, dll except 'white', maybe karena putih di identikkan dengan akad nikah ya. Tak apalah, putih kan bersih. lagipula indah sama seperti warna lainnya. Alasan utamanya karena kebaya ini memang sudah ada dan masih sangat layak tentunya untuk dipakai, jadi sengaja gak buat kebaya baru untuk yudisium. manfaatkan yang ada gitu (punya sister waktu akad nikah dulu). sebenarnya awal itu aku memilih jilbab hijau dan merah. tapi sister suggestkan untuk warna kuning kunyit berkolaborasi dengan hijau. ternyata I really like it. paduannya bikin aku damai dan sejuk hati . HiHi. yang penting sih warna daun itu yang mestilah ada. Thanks Yunda ya.

Sesampainya di parkir-an gedung H, kami bergegas walau gak bisa jalan secepat kilat karena kain songket kan. Eh.. ada fotographer yang take picture, kamipun berhenti.. "berfoto", ini orang terlambat, tapi ada-ada saja, masih berluang nak berfoto. sesampainya di lantai lima, what happened? Can you guess?
Sepertinya memang only both of us yang datang tak tepat waktu seperti ini. kami segera menuju kursi barisan prodi bahasa inggris. Di beri arahan oleh panitia "Cepat, cepat" #memangkamitelat
kursi tersisa dua saja, ternyata duduknya berdasarkan nomor urut dari pengumuman yang ada di depan pintu. Aku ternyata nomor empat dan Lela nomor lima. Duduk di depan yaaa. 
Kalo datang terlambat pasti bakalan bingung, nanya sama Rahmadina yang memang duduk dinomor urut tiga (disebelah aku).. ternyata gladi resik untuk yudisiumnya sudah dilaksanakan tadi dan kini hanya tinggal menunggu kedatangan rektor. Hampir saja ya, kami memang terlambat tapi syukurnya tidak terlalu terlambat. #acararesmibelumdimulai #janganlagiterlambat #wisudanantitepatwaktuye

Dina said nanti kita berbaris terlebih dahulu sembari nama disebut-in, kita maju anggun terus hormat sama rektor dan jalan, dipasangin kalung. Ya, karena prodi bahasa inggris adalah urutan pertama kali dari jurusan lain, tentu aku cukup panik ya, mana duduk didepan sekali otomatis kan gak bisa liat contoh dulu. #gegaraterlambat #notgood #sorrysorry
Dina menjelaskan lagi nanti lihat dia karena dia kan urutan ketiga. spontan aku bertanya, "hormat sama rektor nanti seperti apa, apa seperti hormat seperti upacara senin itu?" Dinapun tertawa, padahal aku serius nanya.. HaHa.. lucu apa yaa?! ^^  jelas Dina menyangkal dan berkata cukup hanya menundukan badan dan kepala sedikit, ya seperti itulah deh.. #iyaiya #ooomacamtuuu 

To be Continued...

Next cerita akan berlanjut di "Part 2", see you soon!

Wassalam

Tidak ada komentar: