Minggu, 02 Agustus 2015

Sunday's Capture in KI

Assalamualaikum

Weekend memang umumnya tampak dengan kehadiran si hari minggu. Walau hari yang katanya santai, it's not a reason to have laziness, right?! Walau pastinya tak se-rumit hari weekday...

KI, ada yang pernah kesana? Haah, pertanyaan polos sekaligus agak gimana gitu. Siapa yang belum tau sama yang namanya Kambang Iwak Palembang nih? Gak mungkin nggak, iya kalo orang palembang, tapi gimana pendapatnya kalau pertanyaannya ditujukan buat si orang rantau aka orang desa yang lagi tinggal di Palembang lalu tak sering sana-sani, contoh salah satunya si penulis ini kan! HiHii.. iyelah, sebenarnya jarang-jarang main kesini, itu pernah dulu dan sudah lama juga, semester berapa ya? Lupa juga. pernah ketika minggu pagi bersama aunty, untuk berolahraga, gak sering dan itu bisa dihitung berapa kalinya, gak lebih dari tiga kali mungkin. Karena memang kalo misal hendak olahraga pagi, lebih memilih ke Jakabaring. In fact, sekarangpun dah jarang pula berolahraga.

Minggu siang ini, kami berluang ke KI, little story of jalan-jalan disana gitu, Well, tak crowded, tak pula ramai orang. Si Dedek suka berjalan di jembatan yang ada di tengah-tengah kambang iwak ini, apalagi ada arena bermain anak-anak, ya sudah bisa ditebak, seberapa besar rasa 'excited' nya dia. Actually, bukan sengaja pergi ke KI, ini karenanya ada acara kondangan di bukit, menghadiri pernikahan family kak Eron. sepulangnya, mengajukan idea untuk ke KI, sekalian lewat jalannya kan..

Oiya, ada cerita yang menarik saat perjalanan menuju resepsi tersebut. Menarik? ya, unik mungkin. HaHa.. mungkin karena kali pertama bagiku melewati hal baru, what is it? jalan yang ditempuh bukanlah jalan umum biasanya, sebut saja bukan jalan kota. Ada yang tau jembatan musi dua? HiHi.. aku senang rasanya, tadi melalui si musi dua. kenapa aku rasa senang yang berbeda? Entah juga, tadi melewati pohon-pohon yang banyak, sawah dan suasana asri hijau karena daerahnya masih alami, gak ada gedung tinggi, gak macet, pokoknya ada sesuatu rasa yang membuat aku de javu, akupun berfikir, di hiruk pikuk kota ini ternyata ada ya sudut yang membuatku terhening dengan kagum. Alasan utama mungkin si ladang padi ya, bikin senang hati aku senang dan indahnya hati kecilku bersyukur. ketika melewati jembatanpun, aku terkagum. apalah ya.. mungkin orang akan beropini "kan cuma jembatan". iya, memang jembatan, tapi kenapa aku bisa rasa damai yang tak biasa, apa karena takjub baru kali pertama kesana? atau aku menyukai suasana sepi, tak ramai akan lalu lalangnya kendaraan yang ada diatas jembatan tersebut, hingga aku menikmati pemandangan luas sungai yang ada disekitarnya, mungkin saja. Ah, bagaimanapun juga itu bukan rasa yang biasa pada umumnya selama aku tinggal dikota ini. Apa mungkin bila aku melewatinya untuk kedua kalinya, akan hadir suasana hati berbeda lagi? Entahlah ya..
Tapi jangan pula terlalu sering lewat sana, apalagi bila sendiri saja. terlihat sepi dan tak bisa dipungkiri ada si truk besar. Karena sudah lama aku termasuk pengguna jalan yang tak menyukai truk. Hadeew.. ini koq cerita berlainan dari tajuk thema dan judul ya?

Oke, kembali ke kisah di KI. aku dapat hikmah dari sebuah pendewasaan diri. Koq bisa? Begini, si dedek kan main sana-sini di arena permainan, alhasil aku ikutan juga deh. HiHi.. suka juga ternyata. ikut naik puter-puteran yang beneran deh bikin aku pusing dan mual, rasanya mau pingsan. Aku sempoyongan setelah ikut berputar-putar di salah satu arena permainan itu. Really, aku tak ingin main itu lagi. Main? Ah.. masih anak-anak? Sebenarnya ini bukan karena masa kecil kurang bahagia. Jujur, bahagia masa kecil, memang gak ada arena seperti ini, tapi ikut kekebun, naik 'bako' Bapak, ikut Umak di 'kume tanglai'. bagiku tak akan ada alasan untuk mengatakan kurang bahagia, justru aku bersyukur bahagia adanya kenangan itu. Yang penting kebersamaan keluarga. Well, back to story, mainan itu gak cocok buat kita yang udah besar ya. HeHe.. pas aku tanya si dedek, eh dia kegirangan dan tak pusing sama sekali. aduh memang beda ya, namanya juga anak-anak.. lah kita yang dewasa, sebaliknya. akupun tak ingin lagi dah, intinya tuh kalau dewasa, berfikir dewasa,aku mengiaskan sebuah ungkapan, bahwasanya benar, pendewasaan diri itu bukan hal yang dihindari, mungkin keegoisan dan emosi yang suka ngambek atau marah itu benar-benar butuh kesadaran bahwa kita harus belajar, belajar untuk menanggalkan sifat kekanak-kanakan. Betul tidak?

Hambar rasanya bila tidak choose to capture some pictures. Mumpung lagi ke KI.. bukannya nak setiap weekend kesini, sebulan sekali? setahun sekali? ah itupun belum tentu. Karenanya moment sunday ini dihaturi buat kisah lebih menggugah kebahagiaan dalam kebersamaan.

Welcome in here
Lihat apa ya?
Ada apa dengan si adek kecil itu?
Aku juga ya
One, two, three
Jangan ajak bicik lagi main ini dek..
Si dedek mah comel betul.. kak Eron akhirnya mau juga di photo, susahlah nak ajak brother nih take picture
Jembatan, ayo lomba siapa yang cepat sampai sana?
Playing time
Hm.. tak mungkin aku lebih tinggi dari sister..
Sister, brother, niece
Masih pusing kepala bicik dek
Yeaay.. aku comel juga kan?
Kalo main ayunan sih tak bakalan pusing kayak tadi
Bye.. pulang dulu dah
Sudah dulu kali ini, kepalaku masih pusing gegara mainan puteran itu, take a rest dulu.
Next time, jumpa lagi in the other entry, da daaah *lambai tangan
Wassalamualaikum

Tidak ada komentar: