Sabtu, 06 Juli 2013

Jilbab Q

Assalamualaikumwarohmatullahiwabarokatuh

sedikit cerita, sebelumnya di Palembang aku sudah mengenakan jilbab pada desember 2011 lalu. namun ketika didusun, aku belum mengenakan jilbabku. sebenarnya bukan karena mempermainkan hakikat dari jilbab. Umak ku memang belum mengizinkan untuk ku bila harus berjilbab di dusun karena ada beberapa hal yang dipertimbangkan Umak ku. aku pun memaklumi dan setuju.

tapi
aku yang selalu belajar ingin dari yang tidak tahu menjadi tahu.
tentu aku menyadari berjilbab adalah kewajiban muslimah.
hukumnya adalah WAJIB

ا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْلأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْجَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُغَفُورًا رَحِيمًا (٥٩)
"Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Mungkinkah aku ada satu saja alasan untuk menghindari kewajibanku?
tidak mungkin
sungguh ku sesali keterlambatanku dalam melaksanakan kewajibanku yang satu ini.
sungguh ku sesali ucapanku yang pernah ku katakan. Pernah ku ingat sewaktu SMA, mungkin karena aku menjabat sebagai ketua ROHIS, jadi temanku bertanya "kenapa aku tidak mengenakan jilbab?" dan dengan mudahnya aku menjawab bahwa "aku ingin menjilbab in hatiku terlebih dahulu, itu yang lebih penting"

Heeeeeei Nelly, memangnya hati bisa di jilbab-in gitu? nggak mungkin kan.
Hm,, jawaban dan pendapat bodoh. aku yang masih terlalu muda dalam berfikir saat itu. Yaaa, aku salah. lebih tepatnya Mind Set Q yang tidak benar. Pengetahuan ku yang masih sangat minim.

Masih adakah kesempatan untuk ku berubah? Iya. belum terlambat untuk memperbaiki diri.

05 Juli 2013
"Mak, aku nak berjilbab"

Mak, maaf sebelumnya. Umak aku nak berjilbab juga di dusun. aku telah memikirkan semuanya. memang itu adalah wajib. aku juga lakukan ini karena aku sayang sama Bapak. aku tak mau bila Bapak harus menanggung dosa anak perempuannya yang memperlihatkan auratnya. tidak ada niat buruk sekalipun.

Sedikit dialog, alasan yang ku jelaskan pada Umak ku. Alhamdulillah, Umak mengerti dan mengizinkan niat ku ini. betapa bahagianya hatiku, karena bagiku izin Umak pada setiap yang ingin ku lakukan sangatlah penting bagiku :) Terima kasih Umak ku. Percayalah ini adalah kebaikan Mak, aku melakukan ini bukan hanya untuk ku sendiri melainkan untuk kedua orang tuaku, yaitu Umak dan juga Bapak.

Beberapa hari sejak ku mulai belajar menjalankan kewajibanku.
Sepenuhnya, dari hari ke hari aku belajar sedikit demi sedikit untuk meniti hakikat kewajibanku.

ada suatu hari, Umak ku mengatakan hal yang bertentangan denganku yang melangkahkan kaki keluar rumah selalu mengenakan jilbab. Umak ku bilang ada "orang yang tak suka bila melihat orang lain berubah, misalnya yang awalnya berjilbab lalu berjilbab" #maaf sebelumnya, bukan suudzon akan tetapi ini adalah firasat seorang Ibu
tentu saja, aku memang merasakan bahwa ada 3 kemungkinan.
1. Orang akan menyukai
2. Orang akan biasa saja
3. Orang akan tidak suka

akan tetapi, akupun menjelas-ulang lagi pada Umak ku. bahwa aku tak memperdulikan mereka yang tidak menyukai ku. aku hanya menatap masa depan tanpa mendengar dan memperhatikan kedengkian orang terhadapku. karena ku merasa aku bukan melakukan suatu keburukan. apakah berjilbab adalah hal memalukan? tentu saja tidak. Justru, tidak berjilbab seperti yang telah ku lakukan sebelumnya adalah kesalahan.
Jikalau, ada orang yang membenci orang yang melakukan kebaikan, toh orang itulah yang berdosa.

Umak ku pun menyetujui lagi.
ini bukan salah Umak ku. tapi sebenarnya akulah yang merasa bersalah kepada Umak ku. Umak ku jadi kefikiran dan menanggung dampaknya. sejujurnya bukan bermaksud untuk memaksa persetujuan Umak kepadaku. tapi aku hanya melakukan yang terbaik. Berjilbab bukanlah perbuatan jahat kan? terheran kenapa ya ada orang yang seolah-olah menilai perbuatanku ini hal yang aneh dan tak penting.

 Umak, aku sayang Umak. aku sayang Bapak

aku adalah seorang muslimah. aku seorang hamba yang terus belajar, belajar dan belajar.
lagi, aku harus memaklumi. karena orang berimanlah yang bersabar dan terus bertawakal. walaupun harus dalam cercaan dan hinaan. selama aku ada di jalan yang benar, aku takkan gentar untuk melangkah maju. aku takkan malu untuk tetap tersenyum tulus dan bahagia.

sedikit kesimpulanku, Zaman sekarang, kebaikan dianggap hal memalukan dan keburukan dianggap hal lumrah dan umum.
Semoga aku bukan termasuk dalam golongan orang yang seperti itu.


"Yaa ALLAH, Ridhoi niat hamba
Jadikanlah aku kedalam kelompok orang-orang yang beriman
Sesungguhnya aku berlindung kepada ALLAH dari orang dengki yang apabila dia mendengki"
Aamiin

Wassalamualaikumwarohmatullhiwabarokatuh

Bismillahirrohmanirrohhim, Allahhumma sholli 'ala Muhammad wa Aali Muhammad. Salam jilbab Ku.

Tidak ada komentar: